Kaya Lewat Software

Kemarin siang saya mengikuti kuliah perdana Rekayasa Piranti Lunak Lanjut di semester genap tahun ini. Pak dosen, seperti biasa pada awal perkuliahan, memberikan intro panjang lebar. Selain memberikan pemahaman awal tentang mata kuliah yang akan diajarkan, beliau juga memotivasi para anak didik melalui cerita-cerita. Salah satu ceritanya adalah tentang menjadi kaya melalui bisnis software (piranti lunak).

Saat ini, menjadi jutawan sudah tidak disarankan lagi. Mengapa? Karena pada kenyataannya banyak orang dengan mudah mendapatkan uang dalam hitungan juta. Jadi, yang lebih disarankan adalah menjadi miliarder. Bahkan, sebaiknya setiap orang harus punya cita-cita menjadi miliarder.

Nah, salah satu jalan untuk mencapai cita-cita itu adalah melalui bisnis software. Caranya ya dengan membuat software kemudian menjualnya ke para calon pengguna software. Ah, sesederhana itukah?

Saat ini semua serba sederhana dan serba mungkin. Beda dengan zaman dulu. Untuk membuat software yang mumpuni diperlukan tim dengan jumlah personil lumayan. Akibatnya, biaya-biaya operasional pun meningkat. Minimal ada ruangan kantor yang memadai untuk menampung anggota tim bekerja. Tidak hanya itu, kebutuhan perangkat baik keras maupun lunak untuk pengembangan software pun harganya mahal-mahal. Hanya perusahaan dengan modal cukup besar yang mungkin mampu untuk membelinya.

Belum lagi masalah distribusi dan pemasaran. Kepingan-kepingan CD beserta buku manualnya harus disiapkan untuk didistribusikan. Jalur pemasaran, promosi, dan tetek bengek seputarnya harus berjalan seiring dengan dirilisnya software. Tak ayal, biaya untuk menyelesaikan proyek software pun mahalnya tidak tanggung-tanggung.

Berbeda hampir 180 derajat dengan kondisi saat ini. Untuk membangun software yang canggih, satu orang atau sekelompok orang pun sudah bisa. Bahkan, melalui kedigdayaan internet yang menyediakan platform kolaborasi antara programmer, masalah tempat tidak perlu dirisaukan lagi. Mungkin yang paling populer adalah platform Github, tempat para programmer mengkolaborasikan kode-kode software-nya.

Dari sisi perangkat keras, harganya saat ini sangat murah. Dengan uang di bawah lima juta, Anda sudah bisa mendapatkan laptop dengan spesifikasi lumayan. Demikian pula dengan tool atau perangkat lunak pengembangan software. Hari gini banyak yang menyediakannya secara gratis. Kalaupun tidak gratis, yang bajakan pun bisa Anda dapatkan dengan tidak terlalu susah. Dengan catatan, bajakan hanya boleh digunakan untuk latihan. Kalaupun finansial Anda sudah mapan, tidak ada salahnya membeli software yang resmi.

Begitu pula dengan prospek distribusi software. Cukup Anda unggah di website-website penjual software, semacam apple store atau play store, software buatan Anda akan dengan mudah ditemukan oleh calon pengguna. Dan sangat besar kemungkinannya software Anda laku jika memang bagus dan dibutuhkan.

Bahkan, dengan tren teknologi komputasi awan yang berkembang makin pesat, Anda dengan mudah memanfaatkan platform software as a service (saas). Artinya, Anda hanya perlu membuat satu software yang Anda taruh di internet yang bisa digunakan untuk banyak customer atau pengguna software Anda.

Sebagai ilustrasi, misalkan Anda membuat aplikasi apotik berbasis web. Setelah itu, Anda menawarkan ke apotik-apotik untuk menggunakan software itu dengan biaya satu juta rupiah selama satu bulan. Anda hanya perlu memberikan pemahaman kepada calon customer perbandingan biaya yang dikeluarkan jika menggunakan software Anda dengan jika menggunakan software yang selama ini dipakai.

Barangkali dengan software yang lama, pihak apotik mengeluarkan uang beberapa juta untuk membeli software-nya. Belum lagi gaji bulanan untuk teknisi program yang minimal 1,5 juta per bulan sesuai UMP. Belum lagi biaya perawatan atau konsultasi jika program bermasalah. Bandingkan dengan software Anda yang berbasis komputasi awan. Yang diperlukan hanya biaya langganan internet yang mungkin seharga 300 ribu per bulan. Untuk mengoperasikannya cukup juga penjaga apotik, karena aplikasi berbasis web relatif lebih mudah dioperasikan. Kalaupun terjadi masalah program, ada jaminan Anda yang langsung memperbaikinya di server aplikasi. Tidak perlu datang ke apotik, utak-atik komputer customer

Nah, bandingkan coba… Andai saja software Anda digunakan oleh 10 apotik, setidaknya 10 juta per bulan mengalir ke kantong Anda. Padahal, biaya sewa hosting yang Anda keluarkan tidak lebih dari satu juta selama satu tahun.

Pak dosen juga punya cerita tentang pengalamannya membuat software. Ketika itu, software buatan beliau laku di pasaran, dan beliau pun meraup untung sekitar 30 jutaan dalam satu bulan. Pada waktu itu angka 30 juta sudah sangat besar. Satu dua bulan berlalu tanpa ada masalah. Namun, seiring dengan kepopuleran software beliau, pada akhir bulan ketiga software-nya dibajak… Walhasil, berakhirlah episode manis jualan software beliau. Tapi beliau ikhlas, beliau anggap sebagai amal jariyah.. Hehehe..

Cipedes Tengah, 30 Januari 2013

Pos ini dipublikasikan di Catatan dan tag . Tandai permalink.

2 Balasan ke Kaya Lewat Software

  1. MasGaul berkata:

    prospek yang amat menjanjikan salah satunya ya bisnis software, musti punya keahlian khusus tu sob buat nekuninya,, kalau pak dosen tadi ya bisa di bilang sdh master nya ya.. 😀
    kira* yang paling diminati di pasaran oleh pak dosen dijelaskan gak sob ? kira*

    saya perdana mampir dimari sob.. http://gaul-blogger.blogspot.com/

    • wisnurdi berkata:

      Maaf, baru balas. Ternyata komennya masuk di-spam.. Hehe..
      Wah, secara eksplisit ndak disebut sih yang paling diminati di pasaran. Yang jelas, platfom mobile sekarang lagi menggurita. Liat aja jumlah download pada software2 yg populer, bisa jutaan..
      Oiya, saya sudah kunjungi gaul-blogger.blogspot.com, memang gaul ya… Makasih kunjungannya..

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.