Obat Herbal untuk Kanker

Berikut kami rangkum beberapa artikel mengenai alternatif pengobatan kanker yang berasal dari tanam-tanaman.

1. Daun sirsak (Annona muricata)

Banyak riset yang mengklaim daun sirsak memiliki sifat antikanker. Penelitian yang diterbitkan dalam penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Cancer Prevention, misalnya. Riset tersebut mengklaim kandungan zat annonaceous acetogenins yang terdapat dalam daun sirsak, dapat menghambat perkembangan sel kanker. Penelitian dari Universty of Nebraska Medical Center juga melaporkan hasil serupa. Menurut peneliti, ekstrak daun sirsak membantu menghambat pertumbuhan hingga mematikan sel kanker pankreas. Berbagai penelitian lainnya juga menyebutkan daun sirsak mempunyai zat antiradang dan antibakteri, yang dapat membantu meringankan efek samping kemoterapi dan pengobatan kanker lainnya. Sayangnya, bukti ilmiah tentang manfaat daun sirsak untuk mengobati atau mencegah kanker sampai saat ini masih kurang kuat. Temuan dalam riset tersebut masih dugaan awal, karena hanya berlandaskan pada uji kultur sel di laboratorium. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menerapkan pengobatan dengan ekstrak daun sirsak untuk pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan.

Saat dibandingkan dengan obat kanker yang standar digunakan, yaitu tamoxifen, senyawa aktif dari daun sirsak ternyata lebih baik untuk menekan sel kanker.

Referensi: [1], [2], [5]

2. Keladi tikus

Tanaman ini disinyalir memiliki banyak khasiat, salah satunya sebagai obat untuk kanker. Berdasarkan penelitian Prof Dr Chris K.H. Teo dari Yayasan Cancer Care, Penang, keladi tikus digunakan sebagai obat kanker dengan cara mengambil ekstraknya. Keladi tikus telah dipakai untuk pengobatan yang dilakukan oleh para tabib di Cina sejak dahulu kala. Tanaman ini diklaim mengandung senyawa flavonoid, tanin, terpenoid, dan sterol. Berdasarkan penelitian senyawa flavonoid dan terpenoid merupakan senyawa antikanker. Sedangkan flavonoid juga diklaim memiliki kelebihan dalam pengobatan kanker paru-paru. Awalnya, tanaman ini mulai digunakan untuk mengobati penyakit kanker sejak muncul kekhawatiran tentang pengobatan kimia aktif atau kemoterapi yang dapat merusak jaringan tubuh. Tanaman keladi tikus dianggap mampu menghambat penyebaran dan pertumbuhan sel kanker. Khasiat dari tanaman ini adalah antikanker, antimikroba, dan antioksidan. Namun, riset yang dilakukan pada tikus perempuan berusia tiga bulan membuktikan keladi tikus memang dapat menghambat sel kanker, tapi efektivitas kesembuhannya tidak besar. Dengan kata lain, tanaman ini hanya mampu menghambat belum mengobati sepenuhnya.

Referensi: [1], [5]

3. Daun Belalai Gajah

Daun belalai gajah digadang sebagai obat kanker alternatif yang bekerja mirip obat kemoterapi berkat kandungan antioksidan dan sifat anti-kankernya. Selama bertahun-tahun, alkaloid tanaman telah menjadi sumber senyawa yang digunakan dalam kemoterapi modern. Paparan radikal bebas dicurigai sebagai salah satu faktor utama penyebab kanker. Daun belalai gajah diketahui mengandung antioksidan tinggi, misalnya saja terpenoid, flavonoid, steroid, saponin, asam fenolik, dan tanin. Kandungan antioksidan inilah yang dikenal dapat menangkal radikal bebas dalam tubuh yang menyebabkan kanker. Daun belalai gajah juga diklaim memiliki sifat anti-proliferatif yang bisa membantu memperlambat penyebaran sel kanker dan tingkat metastasisnya. Sayangnya, bukti ilmiah untuk mendukung klaim manfaat daun belalai gajah untuk mengobati atau mencegah kanker sampai saat ini masih kurang kuat. Temuan-temuan tersebut masih bersifat dugaan awal, karena dibuat hanya berdasarkan uji kultur sel kanker di laboratorium.

Referensi: [1]

4. Echinacea

Echinacea adalah tanaman aromatik dari keluarga Asteraceae yang banyak terdapat di bagian timur Amerika Utara dan Eropa. Flavonoid yang terdapat dalam Echinacea dipercaya meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi tubuh dari efek samping radioterapi dan kemoterapi. Echinacea juga diklaim bisa membantu memperpanjang tingkat harapan hidup pasien kanker stadium lanjut.

Referensi: [1]

5. Bawang putih

Bawang putih digadang sebagai obat kanker herbal karena mengandung ajoene, zat pengikat sulfur yang bekerja memperlambat produksi sel-sel kanker. Sifat anti-kanker dari bawang putih juga sebagian besar berasal dari kadar sulfida organik dan polisulfidanya yang tinggi. Para ilmuwan percaya zat dalam bawang putih dapat membunuh sel-sel kanker dan mengganggu metabolismenya. Ekstrak dari bawang putih matang dapat mencegah dampak negatif dari karsinogen pada DNA, mendukung sistem kekebalan tubuh, membantu eliminasi karsinogen, dan meningkatkan efektifitas enzim detoksifikasi.

Selain itu, sifat antikanker bawang putih juga berasal dari kadar sulfida organik dan polisufidanya yang tinggi. Ekstrak bawang putih juga dapat mengeliminasi zat karsinogen penyebab kanker, meningkatkan enzim detoksifikasi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Referensi: [1]

6. Kunyit

Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang tinggi. Senyawa tersebut merupakan antioksidan dan zat anti-kanker yang diklaim efektif dalam menghambat perkembangan dan perluasan kanker paru, kanker payudara, kanker kulit, dan kanker lambung. Penelitian mengungkapkan, kurkumin dapat menghambat pertumbuhan kanker di setiap stadium, termasuk inisisasi, perkembangan, dan perluasannya.

Kandungan senyawa kurkumin yang begitu tinggi di dalam tanaman herbal ini merupakan antioksidan yang diklaim efektif menghambat perkembangan sel kanker di area paru, payudara, kulit dan lambung. Selain itu, sebuah riset juga menyebutkan, senyawa kurkumin sanggup menghambat pertumbuhan sel kanker di semua stadium. Tanaman yang kerap dijadikan bahan minuman dan makanan ini juga dapat meningkatkan kadar antioksidan alami dalam tubuh.

Referensi: [1]

7. Teh hijau

Teh hijau mengandung senyawa polifenol yang berperan penting sebagai obat kanker herbal. Berbagai penelitian telah membuktikan, teh hijau efektif dapat melawan tumor dan mutasi genetik. Epigallocatechin (EGGG), suatu polifenol yang terdapat dalam teh hijau mampu melindungi sel dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh spesies oksigen yang reaktif. Studi pada hewan menunjukkan, polifenol dalam teh hijau tidak hanya mencegah pembelahan diri sel kanker, tetapi juga menyebabkan kerusakan dan membunuh sel-sel tumor. Efektivitas teh hijau melawan tumor juga diamati pada pasien kanker usus besar dan lambung. Meski manfaat tanaman tersebut terlihat menggiurkan, pengobatan herbal semacam ini hanya sebagai terapi pendukung dan upaya promotif dalam menjaga kesehatan tubuh. Tanaman-tanaman tersebut belum melalui uji klinis yang sebenarnya untuk memastikan kesahihannya sebagai penyembuh suatu penyakit.

Sebuah riset menyebutkan tanaman ini efektif melawan tumor dan mutasi genetik. Menurut sebuah penelitian, para 472 pasien yang mengidap kanker payudara stadium I dan II yang mengonsumsi lebih dari 5 cangkir teh hijau per hari (rata-rata 8 gelas) menunjukkan tingkat kekambuhan kanker payudara yang lebih rendah sebesar 16,7%, daripada mereka yang mengonsumsi kurang dari 4 cangkir per hari. Namun, pada pasien kanker payudara stadium III, teh hijau tidak menunjukkan penurunan kekambuhan karena pada stadium ini sudah banyak terjadi perubahan genetik dalam sel.

Referensi: [1]

8. Bajakah

Peneliti dari Universitas Lambung Mangkurat Eko Suhartanto mengatakan, tanaman Bajakah mengandung senyawa fitokimia yang berperan sebagai anti-kanker. “Ada tannin, ada flavonoid dan senyawa sehat fitokomia lain seperti steroid dan sejenisnya,” kata Eko dikutip dari tayangan “AIMAN” yang disiarkan Kompas TV, Senin (12/9/2019) malam.

Sejak dahulu, tanaman ini memang sudah digunakan masyarakat pedalaman Dayak untuk mengobati berbagai penyakit. Bajakah mudah ditemukan di hutan pedalaman Kalimantan.

Senyawa fitokimia yang juga disebut fitonutrien merupakan suatu komponen yang bertanggung jawab memberi warna, rasa, dan aroma dari suatu jenis makanan. Fitonutrien hanya ditemukan pada makanan yang berasal dari tumbuhan terutama sayur, buah, kacang-kacangan, dan teh. Fitonutrien sebenarnya bukanlah zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, fitonutrien bisa membantu mengurangi risiko penyakit dan membantu tubuh bekerja secara maksimal. Secara garis besar, fitonutrien dapat membantu mencegah penyakit dengan cara berikut:

  • Berfungsi sebagai antioksidan
  • Memaksimalkan kerja sistem imun
  • Membantu memenuhi kebutuhan vitamin (terutama vitamin A)
  • Memicu kematian sel kanker
  • Memperbaiki struktur DNA yang rusak karena radikal bebas
  • Mendetoksifikasi senyawa karsinogen dari tubuh

Tanaman Bajakah diklaim mengandung 40 macam fitokimia yang dapat menyembuhkan kanker, di antaranya flavonoid, fenolik, steroid, saponin, terpenoid, dan alkonoid.

Untuk mengolah tanaman Bajakah menjadi obat kanker, prosesnya dilakukan melalui pengeringan dengan bantuan matahari. Setelah itu, cacah tanaman yang telah mengering. Kemudian, tumbuk hingga menjadi bubuk dan rebus. Satu gram bubuk Bajakah direbus dengan air selama 30 menit dan minum air rebusan tersebut sebagai pengganti air minum setiap hari. Rasa rebusan air Bajakah memiliki warna seperti teh dan rasa yang hambar. Namun, hanya mengonsumsinya dalam dua bulan mampu menghilangkan tumor.

Menurut Kepala Badan Litbangkes, Siswanto, bajakah dalam bahasa Dayak berarti akar-akaran, bukan nama spesies tumbuhan. Bajakah dipakai untuk berbagai keperluan, termasuk pengobatan tradisional. Siswanto menyampaikan bahwa belum diketahui spesies bajakah yang diteliti oleh siswa SMA yang memenangkan medali emas pada ajang World Invention Creativity di Korea Selatan itu. “Riset tiga siswa SMA itu kalau tidak salah dibantu Universitas Lambung Mangkurat dengan uji in vitro cell line kanker payudara dengan ekstrak akar Bajakah. Dalam pengembangan obat kanker ini masih sangat awal”, terangnya.

Referensi: [3], [8]

9. Pare

Meski memiliki cita rasa yang pahit, pare menawarkan segudang khasiat bagi kesehatan tubuh, termasuk mencegah kanker payudara.

Kandungan antioksidan seperti flenol dan flavonoid dalam tanaman ini berfungsi melawan radikal bebas, yang dapat melemahkan fungsi ginjal serta menimbulkan beberapa penyakit seperti diabetes dan kanker.

Selain itu, pare juga mengandung vitamin C yang berlimpah dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Kandungan antioksidan flavonoid seperti α-karoten, β-karoten, lutein, dan zeaxanthin dalam pare juga dapat meningkatkan kualitas penglihatan mata, terutama di malam hari. Antioksidan ini juga berfungsi mengurangi efek penuaan.

Tes laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak pare menghentikan replikasi sel-sel. Tes tersebut juga menunjukkan bahwa ekstrak pare mungkin efektif dalam mencegah penyebaran kanker. Dalam percobaan lebih lanjut menggunakan model tikus, para peneliti menemukan bahwa ekstrak ini mampu mengurangi kejadian kanker lidah.

Referensi: [4]

10. Brotowali

Kandungan antioksidan melanoma dan flavonoid dalam daun brotowali berfungsi melawan radikal bebas penyebab kanker payudara. Kandungan ekstrak batang brotowali memiliki potensi terhadap antikanker.

Referensi: [4]

Selanjutnya, nomor 11 s.d. 18  kami ambil dari hasil penelitian profesor ITB. Dalam paparannya, Prof. Ketut menyebutkan ada 10 tanaman yang memiliki potensi sebagai penyembuh kanker. Tanaman-tanaman tersebut sudah teruji secara ilmiah memiliki senyawa aktif yang dapat membunuh sel kanker. Kesepuluh tanaman tersebut adalah Tapak Dara (Vinca rosea), Taxol (Taxus sp), Lempuyang Wangi (Zingiber zerumbet), Temu Kunci (Boesenbergia pandurata), Melinjo/Tangkil (Gnetum gnemon), Daun Sirsak (Annona muricata), Bawang Tiwai (Eleuthrine americana), Keladi Tikus, biji dari buah Anggur, dan Propolis (dari lebah madu).

11. Tapak Dara (Vinca rosea)

Referensi: [5]

12. Taxol (Taxus sp)

Referensi: [5]

13. Lempuyang Wangi (Zingiber zerumbet)

Referensi: [5]

14. Temu Kunci (Boesenbergia pandurata)

Referensi: [5]

15. Melinjo/Tangkil (Gnetum gnemon)

Ternyata, biji melinjo memiliki kandungan senyawa aktif yang sangat baik menekan pertumbuhan sel kanker yaitu gnetin C dan trans-resveratrol.

“Bahan ini (melinjo) banyak kita punya di Indonesia, tepatnya biasa kita olah sebagai emping. Jadi budayakanlah makan emping dan sayur lodeh,” ujar Prof. Ketut.

Referensi: [5]

16. Bawang Tiwai (Eleuthrine americana)

Referensi: [5]

17. Biji Anggur

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa phytochemical dalam biji anggur memiliki anti-tumor atau kemampuan pencegahan kanker yang kuat dapat diisolasi dari biji itu sendiri. Proanthocyanidins sangat penting diperhatikan, karena ini telah ditemukan untuk menghentikan sel-sel kanker pankreas menyebar atau bermigrasi.

Referensi: [5], [7]

18. Propolis (dari lebah madu)

Referensi: [5]

19. Jahe

Penelitian telah menunjukkan bahwa jahe dapat menghancurkan sel kanker lebih efektif daripada banyak obat yang dibuat untuk kanker.

Referensi: [7]

20. Air garam

Meskipun minum air asin dapat memiliki efek samping pada kesehatan seperti dehidrasi, banyak sifat garam yang dapat melawan kanker dan memulihkan kesehatan tubuh. Cara membuatnya, campurkan satu bagian air garam dengan lima bagian air putih, kita juga bisa menambahkan lemon.

Referensi: [7]

21. Smoothie nanas dan jahe

Nanas mengandung enzim yang disebut bromelain yang bertanggung jawab untuk mencegah kanker dan membantu mengurangi efek negatif kemoterapi dan radioterapi.

Bromelain dapat mengurangi dan membunuh sel kanker dan membuat sel-sel sehat secara utuh. Sementara jahe memiliki sifat melawan kanker dan tumor.

Referensi: [7]

22. Smoothie pisang dan mangga

Kedua buah ini kaya akan sumber vitamin, mineral dan antioksidan. Pisang mengandung mineral yang sangat sulit ditemukan dalam makanan lain. Haluskan kedua buah dalam blender, tambahkan sedikit air dan dan madu untuk pemanis.

Referensi: [7]

23. Brokoli

Di dalam brokoli terdapat senyawa fitokimia bernama sulforaphane dalam kadar yang tinggi. Dalam percobaan laboratorium, senyawa sulforaphane tersebut terbukti memiliki efek antikanker. Sulforaphane dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu, jika ada sel kanker yang sudah telanjur berkembang, sulforaphane akan merangsang sel kanker tersebut untuk mematikan dirinya sendiri. Senyawa ini ditemukan 20-100 kali lebih tinggi pada brokoli muda, dibandingkan ketika sayuran ini sudah tumbuh besar.

Sebenarnya tak hanya brokoli, senyawa sulforaphane juga terkandung dalam sayuran cruciferous lainnya, seperti pakcoy, kembang kol, kol merah, kale, dan juga lobak.

Meski brokoli dan sayuran cruciferous lainnya memiliki efek mencegah kanker, cara memasak menentukan seberapa besar manfaat brokoli. Cara memasak yang tidak tepat diyakini akan dapat menghilangkan senyawa sulforaphane sehingga brokoli tidak memberi manfaat optimal.

Demi mengoptimalkan manfaat brokoli untuk mencegah kanker prostat, sayuran hijau ini sebaiknya dimasak dengan cara dikukus selama lima menit. Hindari mengukus brokoli terlalu lama supaya nutrisinya tetap terjaga.

Selain dengan metode kukus, menumis brokoli dalam waktu singkat juga bisa Anda lakukan. Sementara itu, merebus brokoli tidaklah dianjurkan karena akan membuat sulforaphane berkurang drastis jumlahnya.

Referensi: [10]

Selanjutnya Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja) yang dilakukan pada tahun 2017 juga menemukan tumbuhan obat yang berpotensi untuk mengatasi kanker. Tercatat ada 223 ramuan kanker yang terdiri atas 244 tumbuhan obat. Sepuluh jenis tumbuhan obat yang paling banyak dimanfaatkan untuk pengobatan tumor/kanker temuan Ristoja 2017 yaitu Curcuma longa L., Annona muricata L., Zingiber officinale Roscoe, Areca catechu L., Allium cepa L., Allium sativum L., Callicarpa longifolia Lam., Mimosa pudica L., Alstonia scholaris (L.) R. Br., dan Blumea balsamifera (L.) DC.

Analisis lanjut hasil Ristoja terhadap formula jamu untuk tumor/kanker, pada tahun 2018 dilakukan skrining in-vitro terhadap tanaman obat maupun formula jamu yang dimanfaatkan untuk tumor dan antikanker. Dari hasil pengujian terhadap beberapa sel kanker (sel kanker payudara, sel kanker kolon, dan sel kanker serviks) diketahui bahwa ada beberapa tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat antikanker, antara lain Mikania micrantha Kunth, Leucas lavandulifolia Sm., Callicarpa longifolia Lam., Calophyllum inophyllum L., Tetracera scandens (L.) Merr., dan akar batu/aikabasa (Cucurbitaceae).

Sumber:

Pos ini dipublikasikan di Kesehatan dan tag . Tandai permalink.

2 Balasan ke Obat Herbal untuk Kanker

  1. Ping balik: Menyoal Kanker | Di sini Cisini, di situ Cisitu

  2. Resta berkata:

    Artikelnya menarik

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.